Saturday, June 27, 2015

tak ada pembenaran!

Berpikir liberal adalah salah satu wujid toleransi. Katanya. Sehingga apapun terkesan mafhum adanya. Meskipun sudah jelas seruan, perintah maupun larangannya.
Saat ini banyak sekali larangan yang diperbolehkan. Dengan dalih selama dy baik biarkan saja, atau... namanya juga blah blah blah, biarkan saja, toh itu urusan dy dengan Tuhan.
Ya, sudah sepntasnya kita sebagai manusia untuk saling toleran dalam hal menjaga keutuhan bermasyarakat. Namun haruskah kita biarkan jika hal itu sudah menyimpang dari hal yg seharusnya?
Jikalau hal itu terjadi dengan orang yg sekedar kita kenal, mungkin kita hanya akan diam dan menghormati keputusannya. Dan jika itu terjadi pada orang yang kita cukup kenal, kita akan menegur serta mengingatkan namun tidak berurusan terlalu dalam.
Namun apa yang akan kita lakukan jika itu terjadi pada orang yg sangat dekat? Tegur, mengingatkan, menasihati, membantu doa, bahkan turut andil untuk merubah adalah hal yg wajar kita lakukan. Apapun gendernya.
pernahkah kalian merasakan suka, sayang kepada sesama jenis?
Pasti pernah. Tapi sebatas teman. Untuk yg lebih dekat, mereka kita sebut sahabat.
Ya, rasa akan takut kehilangan mereka. Rasa cemburu. Rasa ingin berada disamping mereka.
Hal itu wajar.
Sayang.
Alasan kuat untuk mewakili nama dari rasa itu.
Tapi akan jadi berbeda jika rasa itu diberi bumbu berlebihan. Bumbu yg tidak seharusnya ada. Bumbu yg semestinya tidak dibiarkan bercampur. Bumbu yang tidak boleh dibiarkan mengubah rasa.
Mengapa harus ada bumbu tambahan di rasa suka pertemanan?
Mengapa kau beri bumbu berlebihan di rasa sayang persahabatan?
Sebenarnya itu takkan jadi masalah jika terjadi pada lawan jenis. Dan akan jadi dosa besar jika terjadi pada sesama jenis.
Bukankah kita pernah membaca, mendengar dan memahami tentang azab yg Alllah SWT berikan kepada kaum Nabi Luth?
Bukankah itu termasuk azab yg pedih?
Tentu kita tahu mengapa azab itu datang kepada mereka. Lalu mengapa mengulangnya? Mengapa mengulang sesuatu yg membuat Allah SWT murka?
Tak ada yang salah dengan suka, sayang maupun cinta. Asalkan kita dapat menempatkan mereka diposisi dan porsi yg selayaknya.
Teman, sahabat perlu mendapatkan sayang dari kita. Tapi dengan tidak ada rasa ingin memiliki sesama jenis.
Tak ada pembenaran. Apapun dalilnya.

No comments: