Doaku selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan, keberkahan kebaikan untuk kamu sekeluarga dan kita semua. Aamiin
Jujur, aku malu.
Sangat malu.
Aku benar-benar tidak mau seperti ini.
Aku malu. Namun, diamku lebih pilu.
Aku tidak mau sakit. Tidak ada orang yang mau sakit. Tidak ada yang mau ketergantungan obat. Tidak ada yang mau pola hidupnya berantakan. Tidak ada yang mau sakit fisik maupun mental. Aku sudah melakukan banyak pengobatan. Aku sudah mengikuti banyak saran. Tidak cuma satu-dua hal tapi hampir semua yang pernah aku baca dan dengar.
Aku tidak mau keluarga berantakan. Tidak ada yang mau. Tidak mungkin ada orang yang umbar semua kebobrokan dapurnya ke orang lain. Semua maunya pasti keluarga yang harmonis.
Aku tidak mau pengangguran. Tidak ada orang yang mau tidak ada uang. Aku tidak hanya diam rebahan. Aku juga menebar lamaran, aku datang tes dimana-mana, aku coba usaha ini-itu. Aku juga ingin usahaku terus berkembang. Tidak mau terus ketergantungan. Tidak sekali-dua kali aku gagal berjuang mendapat pekerjaan.
Aku cukup insecure dengan semua kelemahanku. But i'm still here, trying to survive. Selain diri sendiri, aku masih ada Ibu berumur 68 tahun. Tidak dipungkiri setiap hari berpikir mati, terlebih ketika kambuh menghampiri. Aku ingin keluar dari rasa sakit ini tapi aku tidak tau jalannya. Capek banget rasanya. Pengen marah sama hidup dan keadaanpun seperti percuma.
Tiap bulan, harus bayar BPJS untuk bisa tetap rawat jalan. Obat rutin 4x sehari dengan total yang biaya yang tidak sedikit. Ibu yang nyeri dan sakit tulang, sendi juga butuh obat herbal dan vitamin. Itu beberapa pengeluaran utama yang aku pakai dana sendiri karena kakak dan saudara juga sedang kesulitan ekonomi dan tidak dapat membantu.
Sebelumnya, aku tidak pernah berpikir akan menggalang dana, meminjam uang, bahkan mengemis online.
Jujur aku malu meminjam dan meminta-minta uang pada banyak orang. Bukan hanya teman tetapi banyak orang yang kukenal hingga orang-orang yang tidak mengenalku. Dengan sangat baiknya aku mendapat banyak bantuan.
Tetapi umurku masih berjalan, kebutuhankupun demikian. Aku frustasi ketika usahaku tidak menutup pembelian obatku dimana pengeluaranku lebih besar dari pemasukan.
Aku tahu orang-orang juga banyak kebutuhan. Mereka juga mungkin bosan membaca chatku yang berisi keluhan dan meminjam bahkan meminta uang. Aku sadar aku sangat merepotkan dan menambah beban. Tetapi tolong maafkan aku 🙏🙏🙏
Aku tidak pernah bermaksud demikian. Aku bingung.
Aku susah terbuka tentang hidupku karena aku tau begitu aku percaya dengan orang, aku akan membanjiri hidupnya dengan cerita dan keluhanku. Mungkin terdengar tidak tahu diri tapi aku benar-benar kesepian dan aku lelah melepaskan penat sendirian. Menangis di bawah bantal, lega sesaat tetapi amarah itu kembali lagi perlahan.
Aku tahu banyak orang kecewa padaku. Aku yang dipercaya telah diberi bantuan seperti tidak tahu malu merongrong terus-terusan. Aku sadar aku sangat menyusahkan. Tolong maafkan aku 🙏🙏🙏
Aku stres.
Aku tidak tahu harus bagaimana dan kemana lagi mencari bantuan.
Tolong jangan membenciku. Tolong maafkan aku 🙏