Friday, November 26, 2021

Tidak Diharapkan

Tahukah kamu bagaimana rasanya hidup tidak diharapkan?
Ketika saya diam, mereka memperhatikan.
Ketika saya vokal, mereka tidak terima semua omongan.

Bagaimana saya harus menghadapinya?
Bahkan mendengarnya saja dada saya terasa sesak.
Penuh memenuhi jiwa yang hampa.
Tangis bukan lagi luapan kata berbaris tak terucap.
Ia lebih dari sekadar takutnya kesendirian jiwa yang menancap.

Kalau dipikir, dari awal saya memang tidak ada apa-apa.
Jangankan rumah, kamarpun saya hanya berbekal sendu penuh iba.
Tidak ada yang dibanggakan.
Tidak ada yang diharapkan.

Saya pandangi layar handphone, tak kunjung ada kesenangan malah menangis kemudian.
Saya beranjak bebersih kamar, saya lanjutkan membersihkan badan, bukannya tangis mereda, lelah justru tak kunjung sirna.
Saya rebahkan badan di kasur, menjelajahi dunia maya, senyum tak jua terukir, justru sepi kembali dibawa angin semilir.

Di sini..
Di kamar ini..
Saya kembali merenungi yang terjadi..
Apakah saya benar tidak diharapkan lagi?

No comments: