Tuesday, April 7, 2020

Ku Ingin Marah

Malam ini hampir sama dengan malam-malam sebelumnya. Penuh dengan amarah, tangis, gelisah juga kecewa. Entah harus sampai kapan semuanya dapat berubah.

Hari ini semua terasa kalut. Bukan hanya hati yang berapi-api tetapi juga mulut. Sudahlah aku mencoba diam tetapi air mata terus saja memberontak ingin bergelut.

Aku ingin memaki.
Pada kaki yang belum mampu berdiri.
Aku ingin marah.
Pada tangan yang hanya selalu menadah.
Aku sudah tidak kuat menunggu.
Dalam tipuan waktu yang diam membisu.

Lalu aku harus apalagi?
Ketika orang yang kupercaya justru pandai merobek nadiku dengan pisau tajamnya?
Apa yang harus kulakukan?
Ketika orang yang aku harapkan justru menancapkan busur dari jarak pandang penuh redam?
Aku harus apa?

Ku ingin marah.

Aku kecewa.

Tapi aku bisa apa?

Bagaimana bisa efek domino menghantam keras hidupku dan mengacaukan segalanya?

Ataukah memang aku yang terlampau angkuh melupakan domino adalah perihal karma berbasis waktu tunggu penuh tanya?

No comments: