Thursday, March 15, 2012

don't judge a people by its cover

kala hari senin keadaan gua mulai membaik dan dengan bermodal uang dan keyakinan gua akan baik-baik saja dan pasti baik-baik saja gua memulai perjalanan. perjalanan mengitari pusat kota sendirian untuk beberapa tujuan. dimulai dengan naik angkot dan turun bukan di tempat biasa. setelah lama berjalan, gua kembali ke tempat mall pertama yang terlihat. mencoba mencari di mall pertama dan nihil. dilanjutkan dengan menenangkan diri ke toko buku. lalu berlanjut ke mall berikutnya yang malah membuat keadaan gua makin gag karuan. gua lanjut jalan kaki dan ke mall selanjutnya. setelah setengah jam kira-kira gua keliling gua nemuin tujuan gua dan langsung gua ambil. oke bukan ambil, tepatnya gua beli. setelah gua rasa ternyata kondisi gua mulai berubah turun. gua lanjut ke tujuan kedua dengan kembali ketempat awal gua turun. setelah semua tujuan terpenuhi, gua mulai merasakan gejala itu lagi. gua hubungi teman gua memintanya untuk menjemput. lebih dari 15 menit gua menunggu. dan ternyata 15 menit itu adalah waktu pembelajaran yang sangat berharga.
bermula dari kelelahan gua hingga cepat-cepat mencari tempat untuk mengistirahatkan badan. tepat depan mini market ada barisan semen panjang layaknya kursi. tanpa pikir panjang gua langsung duduk disana. awal duduk gua langsung ditawarin ojek. lalu ditanya gua lagi ngapain. jelas-jelas gua lagi duduk tapi gag gua jawab gitu, gua bilang lagi nunggu temen. setiap orang yang lewat dia tanya. bukan sksd tapi tuntutan profesi. dari sekian banyak yang ditanya jawabannya rata-rata dibarengi dengan ekspresi jutek. memang sih tampang nya agak sangar tapi dia bertanya dengan cukup sopan apalgi terhadap yang lebih tua. tapi entah mengapa mereka seperti memandang sebelah mata. gua yang memperhatikan jalan dan orang yang lalu lalang hanya tertegun dan sesekali melihat jam tangan. dan tak jarang dia melemparkan senyum saat ngeliat gua, mungkin dia heran kenapa gua daritadi gag ada yang jemput. ckck
sekitar 10 menit kemudian, ada seorang kakek-kakek yang sudah cukup berumur. dari jalan pun beliau sudah cukup susah. hal ini terlihat jelas dari pundaknya yang telah membungkuk dan mengenakan tongkat. beliau berbisik pada babang ojek tadi. entah kenapa gua pengen aja nyebut dia babang. hehe
rupanya sang kakek meminta tolong untuk diseberangkan. dengan sangat hati-hati dia menuntun sang kakek untuk melewati mobil satu-persatu yang sedang dalam keadaan cukup padat. setelah hampir ditengah jalan, dia memberi aba-aba kepada mobil yang mendekat agar memperlambat kecepatan. mobil tersebut memang memperlambat kecepatannya namun hal yang membuat gua berpaling dari mereka adalah suara klakson dari kendaraan lainnya dibelakang. mereka tahu ada seorang kakek yang sedang menyebrang tapi tetap saja ego mereka lebih besar. bukannya menghentikan bunyi klakson malah makin menjadi keras dan dalam tempo yang cepat. pemandangan yang sungguh mengenaskan. apakah mereka sudah tidak mempunyai rasa kemanusiaan lagi? sesibuk apapun mereka, tak akan ada alesan yang bisa diterima oleh akal gua. tak bisakah sedikit saja mereka menahan ego? setidaknya berpikir bagaimana jikalau itu adalah  keadaan mereka sudah tua atau yang lebih dekat bagaimana jikalau beliau adalah orang tua mereka? -,-
setelah cukup lama berjalan akhirnya kakek dan babang tukan ojek sampai ditujuan. sang kakek melanjutkan perjalanan dan babang tukang ojek kembali ketempat semulanya. tak lama kemudian babang tukang ojek mendapat rejeki. ada ibu-ibu dan 2 anaknya yang menggunakan jasa ojeknya. begitu cepatnya Allah SWT membalas kebaikan seseorang :')
dibalik cerita tersebut hal positif yang gua dapet, yaitu 'don't judge a people by its cover'..
ternyata dibalik wajahnya yang sangar, si babang adalah orang yang cukup santun dan berjiwa sosial. terima kasih bang telah mengajarkan pelajaran berharga :)
berlanjut kecerita, tak lama setelah kejadian itu teman gua dateng dan gua pun bergegas ingin pulang karena kondisi benar-benar telah 'berubah'. sebelum meninggalkan tempat tak  pula pula gua pamit dengan seorang bapak yang masih termasuk tukang ojek yang sempat bertanya kegiatan gua daritadi. setelah gua denger beliau ngomong lagi ternyata beliau suku sunda sama seperti babang tadi. hari ini benar-benar lelah namun sepadan dengan pelajaran yang gua dapat.
pelajaran tak akan selalu kalian dapatkan diatas bangku dalam gedung, justru jauh dari ruang lingkup itu banyak pelajaran yang jarang bahkan tak mungkin kalian dapat jabarkan dalam rumus matematis. itulah kehidupan, selalu misterius walaupun dalam hitungan detik :')

No comments: