Wednesday, June 30, 2021

Pecundang

Semalam, kamu koyak perasaanku akan ucapanmu.
Begitu mudah kamu mengucapkan isi hatimu.
Hingga aku tertegun meyakinkan diri akan tutur katamu.

Ingin kutampar pipi untuk meyakinkan diri.
Mungkinkah aku bermimpi atau hanya efek obat hingga berhalusinasi.
Tetapi kamu meyakini dengan mengatakannya sekali lagi.

"Aku akan mencoba untuk move on", ucapmu.

Hey, kesayanganku!
Apakah kamu sadar mengucapkan demikian?
Berujar move on padahal kita masih berhubungan?
Mengambil keputusan move on meski tidak ada kata perpisahan?
Sehatkah dirimu menyakitiku dengan begitu handal?

Sungguh penuh pemikiranku kala itu jua.
Tidak mampu berpikir jernih lagi otakku yang kupikir dapat tertawa bersama.
Kamu memang pencinta yang mampu menaklukkan lawan seketika.

Baru semalam aku merasakan dapat tidur sebelum sahur.
Hingga kegelisahan membuat tiap jamku terbangun dari tidur.
Tetapi kini hatiku masih lebur.
Perkataanmu sungguh mampu membuat semangatku hancur terkubur.

Begitu kuatnya aku mencoba mencari sisi positif, kenyataan selalu menghardikku dengan pernyataan negatif.

Kita masih bersama, sayang!
Bagaimana bisa kamu mengucapkan hal diluar nalar itu padaku hanya karena kekecewaan keterlambatan???

Aku juga kecewa.
Tetapi aku tidak akan banyak meminta.
Tentu saja kita sudah sering membahasnya.
Tidak ingatkah kamu akan mimpi yang kita bangun bersama?

Untukmu yang sedang dalam kebingungan.
Bukan hanya kamu yang dunianya ingin dipenuhi.
Aku juga.

No comments: