Sunday, October 13, 2019

Pejuang Jarak

Pertemuan bagi para pejuang jarak adalah sesuatu yang sangat berharga memang benar adanya.
Tidak peduli waktu lalu terisi konflik, waktu kini akan terasa begitu menarik.

Menatap wajah dalam waktu lama, berbagi tawa sampai saling memukul pelan mesra, membeli makan dan berbagi suapan manja, hingga menutup malam dalam balutan selimut di ranjang yang sama.

Perjumpaan merupakan wadah guna menampung segala rindu dan emosi yang terpaut jarak. Tak ubahnya gelas penuh kotor yang kembali dikosongkan dan diisi air bersih, perjumpaanpun demikian.

Bisakah kamu membayangkan bagaimana rasanya menatap orang yang kamu kasihi masih terlelap dalam pelukanmu sedangkan selama ini ia hanya menemanimu melalui suara di telepon genggammu?

Mampukah kamu membayangkan orang yang kamu sayangi sedang tersenyum di atas kasurmu saat kamu keluar kamar mandi ketika selama ini hanya suaranya yang menemani?

Sanggupkah kamu membayangkan orang yang kamu cintai berada dipelukanmu, membelaimu, menciummu, saling bercumbu lalu tertidur berdua karena kelelahan memanaskan malam bersama sedangkan biasanya malammu diisi hanya dengan saling berbagi lewat suara?

Para pejuang jarak tentu dapat menjawab iya sedangkan yang lain akan menjawab tidak karena sudah terbiasa bersama.

Namun, seperti halnya ada manis tentu juga ada pahit. Dimana pertemuan akan selalu ada perpisahan yang tak urung seakan merenggut angan-angan.

Begitu pula dengan para pejuang jarak. Kesedihan dan kerinduan tentu akan menyelimuti keduanya. Terlebih lagi ia yang ditinggalkan terlebih dahulu oleh sang kekasih ke halaman tempat tinggalnya. Sudahlah ditinggalkan, dibanjiri air mata, dibakar kenangan, juga dipayungi kerinduan.

Lagi-lagi, suara menjadi penyelamat bagi para pejuang. Keberadaan pasangan yang sudah kembali berjarak, mungkin saja berbeda suasana, mungkin juga akan semakin membaik atau justru menambah variasi konflik. Tidak ada yang tahu.

Satu hal yang pasti, komitmen dan komunikasi adalah kunci. Tidak peduli berjarak ataupun tidak, kunci harus tetap dalam kendali.

Ah! Aku lupa satu hal manis ketika bersama.

Cuddles.

Dengan bahasa lain, ndusel.

Itu sangat manis.
Nyaman.
Menghadirkan senyum, tawa, berujung cumbuan mesra dan basah bersama.
Percayalah, ndusel yang tepat akan menghasilkan cumbuan yang nikmat.
Meski terdengar mesum, terkadang di beberapa keadaan justru hanya ndusel dan berakhir dengan tidur berpelukan tapi tetap tidak mengurangi momen manis dan kenangan hangat. Ndusel adalah cara manja pasangan berbagi kasih sayang.

C is Cuddles.
Yes, i miss my vitamin "C".

No comments: