Friday, August 30, 2019

Belum Berani

Kamu tahu apa tentang keinginanku mengumumkan hubungan kita pada dunia?
Ya, kamu benar aku takut, tetapi kamu salah kalau itu tidak pernah terpikirkan olehku.

Niatku tidak main-main dengan dirimu. Tidak pernah main-main sejak aku yakin kamu bahagiaku. Namun, maaf karena niatku masih sebatas niat. Diriku belum mampu melangkah lebih jauh. Terlalu banyak pertimbangan untukku berani meminta restu.

Kamu juga tahu norma dalam membentuk restu itu bukan kita. Kita adalah tentang kebutuhan juga rasa. Ah! Berbicara soal rasa, malu sudah ketika rasaku kalap ditelan kecewa.

Aku tahu kecewamu tentang ketakutanku dan keberanianmu. Jujur, aku senang ketika tahu perjuanganmu memproklamasikan diriku sebagai pasanganmu. Hingga kamu menamparku akan ketakutanku, senyumku seketika pudar ditelan amarahmu.

Iya, aku salah dan mengakuinya. Sungguh, terlalu banyak pertimbangan yang membuat resah kalau aku salah dalam mengambil langkah. Bukan hanya tentang aku tetapi juga kamu, kita serta bagaimana kedepannya. Membayangkannya saja aku sudah takut hingga lelah.

Tiada kata yang bisa aku ucapkan saat ini selain maaf. Meski aku tahu kamu enggan mendengarnya.

Terima kasih sudah dapat memaklumi ketakutanku. Meski terkadang ucapanmu setajam belati yang mampu merobek nadi.

No comments: