Malam
ini gua cuma pengen nangis. Antara sedih dan bahagia. Ingin menumpahkan segala
rasa yang sedang bergejolak. Rasa yang belum pernah pudar sampai detik ini gua
menulisnya. Rasa sayang.
Gua
bukanlah tipe bersahabat. Orang yang akan deket sama gua haruslah tahan sama
ego dan keras kepalanya gua, sikap ngebungsunya gua, cuek nya gua, bahkan
sarkasme nya gua. Ga sedikit yang ga mau berurusan panjang sama ngototnya gua.
Dibalik
itu, lo akan nemuin sisi pendiem gua. Diawal lo kenal gua, lo ga akan liat
tingkah gua yg macem2 karna gua hanya ngikut arus dan ga banyak omong. Ini salah
satu alesan yang bikin gua susah bersahabat.
Tapi
tenang aja, gua punya beberapa sahabat yang bisa nerima “ini gua”. Dengan mereka
gua bisa nunjukin ke dunia kalo “ini sahabat gua”. Mereka udah pernah gua bahas
di post sebelumnya. Mereka istimewa :’)
Jauh
dari hal itu, inti dari gua buat post ini cuma satu.
Kalian
Istimewa :’)
Kalian
pasti tau, dengan gejala-gejala yang udah Nampak. Makin keliatan aja kalo
kiamat sudah dekat. Ya ga ada yg tau waktu itu kapan. Tapi sebagai manusia kita
cuma bisa persiapin bekal. Kalian juga pasti paham, ga ada manusia yang mau
wafat di hari kiamat. Liat gempa bumi aja serem, apalagi kita merasakan hal
mahadahsyat.
Oleh
karena itu, gua sebagai manusia juga berharap bisa wafat sebelum hari itu tiba.
Pemikiran ini tetiba sekelebat saat gua di toilet. Yang gua pikir kalo gua
ketik di sms bakal kepanjangan maka gua nulis di blog.
Akan
tiba masanya, saat itu datang. Salah satu dari yang gua ingin adalah kalian,
para sahabat datang. Tidak peduli betapa padatnya jadwal kuliah maupun kerja. Tak
peduli betapa jauhnya jarak kampus maupun kantor. Gua mau kalian ada, datang,
melepas dengan ikhlas.
Meski
dari kita pernah ada pertikaian. Pernah ada sengketa tak kunjung usai. Pernah ada
perdebatan berujung perang dingin. Gua cuma mau kalian ada, datang.
Mungkin
kita pernah berselisih paham, berbeda prinsip, menempuh jalan yang berbeda,
ataupun saling mementingkan ego tapi ingatlah, kita pernah berjalan beriringan,
mengkristalkan semua canda tawa, duka lara bahkan air mata dalam kenangan,
dalam satu bilik yang kita sebut masa muda.
Kita
pernah disana bersama, teman. Tak peduli orang menghakimi dengan beribu
omongan. Kita tetap disana. Ingatlah, teman. Sekalipun kita melangkah
berjauhan, hati kita akan tertanam disana. Sekeras apapun kita coba
menghacurkannya, dalam mimpi pun kenangan itu dapat singgah. Dan sedalam apapun
kita coba menguburnya, gua yakin kita pasti akan menitikkan air mata
mengingatnya.
Ya,
kita pernah dibawah atap yang sama. Masa muda dalam balutan seragam sekolah. Masa
yang mereka bilang tak akan ada tandingnya. Masa yang hanya dengan selembar poto kita
mendapatkan ribuan kilas momentnya. Kita disana, teman.
Apapun
yang menjadi masalah kita yang lalu, kini dan nanti, gua harap ga akan pernah
ngerubah jalinan silaturahmi ini. Agar saat tiba masanya datang untuk masing-masing
kita, dendam ataupun ego itu lenyap dengan sendirinya.
Maaf
untuk segala ego yang pernah jadi permasalahan kita, teman. Terima kasih atas
segalanya yangtak bisa diucapkan. Ini bukan masalah aku dan dia, kamu dan dia,
aku dan kita, kamu dan kita, aku dan kalian, kamu dan kalian. Ini masalah kita
bersama.
Marilah
kita berhenti menutup diri. Mulailah komunikasi dan silaturahmi. Waktu akan
terus berjalan. Tidak ada yang tahu, gua ataupun siapa dari kita yang akan
duluan menghadap-Nya. Selagi masih ada waktu, mari kita berbenah diri.
gua sayang kalian. yang gua mau saat tiba masanya nanti, kalian ada, datang, melepas dengan ikhlas. tanpa dendam ataupun tangisan panjang :')
gua sayang kalian. yang gua mau saat tiba masanya nanti, kalian ada, datang, melepas dengan ikhlas. tanpa dendam ataupun tangisan panjang :')