Hai..
apa kabarmu? Sudah sangat lama kita tak bertemu. Berjuta kata kuucap dalam doa
berharap sebuah pertemuan belum mendapat jawabannya. Tak ada kata perpisahan
untuk waktu yang lama. Tak pula kontak untuk komunikasi, maupun sebuah alamat
yang dapat kutuju untuk bertegur sapa
denganmu. Aku merindukanmu. Jauh dalam lubuk hatiku, tak ada kata yang dapat
mewakili perasaan ini.
Keberadaanmu
membuat ruang tersendiri dalam hati. Begitu rapi bahkan diposisi tertinggi.
Setidaknya hal itu belum berubah sampai saat ini. Kenangan bersamamu begitu
tajam terajut dalam memori. Hingga detik terakhir eratnya tangan itu perlahan
memberi tanda berpisah. Yang tak sampai hati aku mengingatnya dalam mimpi.
Bagaimana
keadaanmu sekarang? Bermimpi tentangmu, keadaanmu, keberadaanmu, kelaraan
hatimu membuat hatiku teriris. Aku meringis menahan sakitnya. Ku jauhi dunia
luar sesaat untuk sekedar merenungi bunga tidur itu. Aku percaya alam berbahasa,
semesta menalarkan keadaaannya.
Banyak
yang meragukan maksud keras hatiku. Hanya perasaan khawatir yang mendalam.
Kecemasan yang tak berbalas. Bahkan rindu yang terucap. Getir aku mendengarnya.
Bagaikan hujan salju di padang gurun, namun kenyataan adalah itu tidak salah.
Aku menerimanya, meski lara ini tetap membuncah.
Semakin
lama ternyata rasa ini, lara ini tetap tak mempunyai tuan nya. Ia meringis
tetap dalam kesalnya. Mencoba berontak pada system, yang ada hanyalah terlihat
bodoh karna tak ada yang ingin berjalan bersama. Begitu banyak pengandaian dan
harapan. Tak pernah sirna meski dalam doa. Tak pernah pudar walau hanya dalam
diam. Aku jauh ingin menemuimu.
No comments:
Post a Comment