Tuesday, June 30, 2015

benci perbuatannya, bukan pelakunya

Sehubungan dengan post sebelumnya, gw masih mau negasin. Apapun alasannya, perilaku menyimpang adalah dosa besar.
Bagaimana kalau perasaan sesama namun tidak diungkapkan? Tidak dijadikan nyata? Mencintai dalam hati?
Gw pernah bahas ini sama temen. Dalam Islam, perilaku menyimpang disebut liwath. Dan bagaimanapun keadaannya, tidak dibenarkan.
Sebagai manusia, gw ga berhak menerakakan manusia lain.
Gw tetep anggep itu salah. Tapi selebihnya biarkan menjadi urusan dy dan Tuhan.
Bukan bermaksud liberal, hanya menegaskan yg bukan hak gw sebagai manusia penuh dosa.
Bagaimanapun juga, kita ga perlu memandang rendah mereka.
BENCI PERBUATANNYA, BUKAN PELAKUNYA.
Kita sama-sama manusia penuh dosa, tak ada hak memandang tinggi diri sendiri.
Tapi tak juga kita diamkan. Kita nasehati, kita ajak dy kembali ke jalan yg semestinya, kita bantu rubah keadaannya, kita bantu doa.
Gw tetap berharap mereka dapat berubah. Mengikuti kodrat yg seharusnya. Dan terutama menjaga keseimbangan manusia dengan semestinya.
Untuk kalian yg termasuk didalamnya, berubahlah kawan. Tidak ada kata terlambat! Sesungguhnya Tuhan Mahapengampun :')

Sunday, June 28, 2015

G

Sama dengan L, G adalah penyuka sesama lelaki. Alasan mereka sama dengan L.
Kenyamanan, trauma, film, dan idola.
Sama seperti L, mereka terlalu nyaman dengan sesama. Mereka lupa kodrat. Sesama hanya sebatas persahabatan.
Mereka berpikir sesama lah yang mengerti perasaan pribadi mereka. Terbuai, terlena dan jatuh cinta.
Cinta yang tak seharusnya ada.
Untuk G, alasan menemukan komunitas di tempat satu kerja juga menjadi pemicu utama. Hal yg sering kita lihat adalah salon. Namun bukan hanya disana. Restoran junk food, mini market, tempat kebugaran bahkan penerbangan juga tempat mereka.
Beberapa dari mereka dapat kita lihat dari gerak-geriknya. Namun tak jarang juga yg terlihat normal namun memiliki hasrat menyimpang.
Selain itu, para Bapak yang sering kita tau menyewa jasa para waria. Bukankah kita sama-sama tahu bahwasanya waria adalah para lelaki yg berdandan menyerupai wanita? Ya, berarti logikanya para Bapak adalah G.
Mengapa mereka melakukan itu setelah mempunyai istri dan anak?
Alasannya sudah dicoba untuk kembali normal tapi tidak ada kepuasan.
Tetap saja. Apapun alasannya, tidak ada pembenaran!

L part 2

Sebelumnya gw udah bahas tentang apa sih penyebabnya?
Karena kenyamanan, karena trauma, karena efek film, dan bahkan karena artis idola.
Film menyuguhkan cerita yg menarik dan didukung dengan tampang artis yg memikat. Tak jarang dari serial film mereka mendadak menjadi idola.
Gw juga punya artis perempuan yg gw suka. Dian Sastro, Aom Sushar adalah salah satunya. Tapi ya sebatas suka akting, wajah, style, kepribadian.
Mereka juga seperti itu. Namun mereka terbawa suasana panggung. Misalnya artis yg mereka suka adalah aktris yang bermain dalam film bertemakan L, mereka menikmati ceritanya namun terbawa suasana. Cerita L rata-rata ada 2 aktris utama. Ada yg berpenampilan tomboy dan ada juga yang berpenampilan feminin.
Mereka yang merasa jiwanya terpanggil, akan mengikuti cerita film dan terhanyut dalam suasana akting tersebut. Mereka yang merasa jiwanya tomboy/feminin menyukai tomboy akan mencari teman penyuka film tersebut yang juga sesama L. Mereka membuat komunitas dengan label fans. Yg dimana isinya hampir 70% adalah para L. Mereka berbincang di sosial media, bahkan sudah tidak malu mengunggah poto mesra ke publik. Ya, karena mereka menemukan wadah tempat mereka dapat diterima. Dan film menjadi penyokong utama mereka berani terang-terangan.
Untuk yang lebih dalam, mereka akan berperilaku seakan mereka adalah aktris yg memerankan film L tersebut. Beberapa adegan yg terkesan menunjukkan rasa mereka, akan mereka terapkan dikehidupan mereka.
Bahkan untuk di luar negri mereka sudah melakukan pernikahan, mengangkat anak dan hidup hingga tua.
Iya, mereka sudah sejauh itu.
Tetap saja, teman. Apapun alasannya, tak ada pembenaran!

L part 1

Setiap orang pasti mempunyai teman. Bahkan untuk individualis sekalipun, dy tetap membutuhkan teman demi kelangsungan hidupnya. Meski hanya teman tegur sapa.
Bahkan status teman tak pantas kita sematkan untuk orang yg benar-benar selalu ada dan mengerti kita. Ya, sahabat adalah kata yang tepat.
Tidak pandang dy lelaki ataupun perempuan, selama kita nyaman, mereka akan kita sebut sahabat.
Persahabatan saat ini lebih "manis" dikemas dalam balutan teknologi yg canggih. Sehingga mau sejauh apapun jarak kita dengan sahabat, kita tetap dapat berkomunikasi dan selalu ada.
Misalnya gw, gw perempuan tinggal di Bandar Lampung. Gw punya cukup banyak sahabat. Baik laki maupun perempuan. Awalnya kami sekota hingga cita memisahkan. Kini beberapa sahabatku ada yg di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, masi wilayah Lampung namun bukan Bandar Lampung, namun ada juga yg masih di Bandar Lampung. Berkat teknologi yg semakin canggih, kami tidak pernah kehilangan komunikasi. Sosial media pun berisi pertemanan dengan mereka. Sungguh manis.
Namun dengan kecanggihannya banyak juga mudharat untuk hal yang tidak wajar. Dan hal yg menurut gw tidak wajar adalah penyimpangan seksual.
Gw sebagai perempuan tentu saja menyukai lelaki, ingin menikah, mempunyai anak dan hidup bahagia sampai akhir.
Namun gw masih belum mengerti alasan para perempuan penyuka sesama jenis. Sebenarnya jika hanya suka dan sayang adalah hal wajar, gw jg begitu tapi hanya sebatas sahabat. Tidak cinta. Tidak ada rasa ingin memiliki.
Dan mereka? Apa yg mereka harapkan dari hubungan tidak wajarnya? Mengapa mereka dapat mengartikan lebih dari kenyamanan? Berdasarkan pengalaman teman (penyuka sesama), cerita teman di sosial media, cerita di tv, alasan mereka menjadi penyuka sesama adalah kenyamanan. Rasa nyaman yg mereka tidak dapat dari lawan jenis. Pengertian yg hanya bisa dilakukan oleh sesamanya.
Untuk sesama perempuan kita sering menamakan lesbian.
Perempuan tentu memiliki perasaan yg jauh lebih sensitif. Butuh manusia yg benar-benar mengerti mereka secara pribadi untuk tempat berkeluh kesah dijenjang umur yg setara. Terciptalah persahabatan sesama perempuan karna rasa pengertian dan pemahaman yg sejalan.
Komunikasi yg intens, keadaan yg selalu ada saat suka duka, rasa sayang yg tercipta karna itu adalah pemicunya.
Bukankah itu hal wajar bagi persahabatan? Semua merasakan itu. Namun tidak diberi bumbu yg lebih. Hanya persahabatan.
Tapi tidak bagi para L. Mereka menaruh rasa yg seharusnya untuk lawan jenis kedalam persahabatan sesama.
Mereka layaknya orang jatuh cinta. Mereka komunikasi intens, pengertian, cemburu sebagaimana orang pacaran. Cemburu mereka adalah rasa memiliki.
Mereka berpendapat hanya sesama yg benar-benar mengerti mereka, tidak lawan jenis. Lawan jenis tidak menarik bagi mereka. Bahkan ada yg sampai tidak ingin berhubungan lebih dalam dengan lawan jenis karna trauma pernah disakiti.
Dengan perkembangan teknologi, para L lebih mudah berinteraksi dengan sesama. Mereka membentuk komunitas. Ada yg dengan label fans suatu band, ada yg dengan label 1 tempat kerja. Hingga akhirnya komunitas melebar hingga tak terbatas. Siapapun yg merasa L, mereka berhak masuk komunitas tersebut.
Mereka bertukar no telpon, bertemu, dan menjalin hubungan layaknya pasangan normal.
Awalnya mereka tertutup, hanya sesama komunitas. Namun sekarang mereka telah berani terang-terangan. Menunjukan pada dunia bahwasanya mereka mempunyai hak yg sama. Hal tersebut juga didukung dengan pengakuan salah satu petinggi negara di Eropa bahwasanya beliau adalah seorang L.
Pengakuan itu merubah pola pikir mereka. Sampai ada yg berpendapat "tidak masalah penyimpangan itu selama ia tidak mengganggu, toh salah 1 dari kami membuktikan kepada kalian bahwa kami adalah sama. Beliau membuktikan bahwa beliau mampu memimpin negara sekalipun beliau seorang L. Kami juga berhak mendapat tempat yang sama"
Dan komunitas itu semakin meluas seiring dengan film yg berani mengangkat kehidupan mereka kepermukaan. Mereka semakin merasa layak untuk tetap berada dijalannya.
Tapi tidak bagi kami. Tidak ada pembenaran! Tidak ada alasan untuk penyimpangan itu! Itu hal salah!
Perempuan ditakdirkan untuk laki-laki. Dan sebaliknya. Semanis apapun persahabatan antara sesama, tak ada pembenaran untuk rasa cinta!

Saturday, June 27, 2015

tak ada pembenaran!

Berpikir liberal adalah salah satu wujid toleransi. Katanya. Sehingga apapun terkesan mafhum adanya. Meskipun sudah jelas seruan, perintah maupun larangannya.
Saat ini banyak sekali larangan yang diperbolehkan. Dengan dalih selama dy baik biarkan saja, atau... namanya juga blah blah blah, biarkan saja, toh itu urusan dy dengan Tuhan.
Ya, sudah sepntasnya kita sebagai manusia untuk saling toleran dalam hal menjaga keutuhan bermasyarakat. Namun haruskah kita biarkan jika hal itu sudah menyimpang dari hal yg seharusnya?
Jikalau hal itu terjadi dengan orang yg sekedar kita kenal, mungkin kita hanya akan diam dan menghormati keputusannya. Dan jika itu terjadi pada orang yang kita cukup kenal, kita akan menegur serta mengingatkan namun tidak berurusan terlalu dalam.
Namun apa yang akan kita lakukan jika itu terjadi pada orang yg sangat dekat? Tegur, mengingatkan, menasihati, membantu doa, bahkan turut andil untuk merubah adalah hal yg wajar kita lakukan. Apapun gendernya.
pernahkah kalian merasakan suka, sayang kepada sesama jenis?
Pasti pernah. Tapi sebatas teman. Untuk yg lebih dekat, mereka kita sebut sahabat.
Ya, rasa akan takut kehilangan mereka. Rasa cemburu. Rasa ingin berada disamping mereka.
Hal itu wajar.
Sayang.
Alasan kuat untuk mewakili nama dari rasa itu.
Tapi akan jadi berbeda jika rasa itu diberi bumbu berlebihan. Bumbu yg tidak seharusnya ada. Bumbu yg semestinya tidak dibiarkan bercampur. Bumbu yang tidak boleh dibiarkan mengubah rasa.
Mengapa harus ada bumbu tambahan di rasa suka pertemanan?
Mengapa kau beri bumbu berlebihan di rasa sayang persahabatan?
Sebenarnya itu takkan jadi masalah jika terjadi pada lawan jenis. Dan akan jadi dosa besar jika terjadi pada sesama jenis.
Bukankah kita pernah membaca, mendengar dan memahami tentang azab yg Alllah SWT berikan kepada kaum Nabi Luth?
Bukankah itu termasuk azab yg pedih?
Tentu kita tahu mengapa azab itu datang kepada mereka. Lalu mengapa mengulangnya? Mengapa mengulang sesuatu yg membuat Allah SWT murka?
Tak ada yang salah dengan suka, sayang maupun cinta. Asalkan kita dapat menempatkan mereka diposisi dan porsi yg selayaknya.
Teman, sahabat perlu mendapatkan sayang dari kita. Tapi dengan tidak ada rasa ingin memiliki sesama jenis.
Tak ada pembenaran. Apapun dalilnya.

Friday, June 26, 2015

iya, inilah aku

Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua.
Tapi tidak untuk kesalahan yang sama.
Ketika aku kecewa, aku tidak akan menghakimimu.
Tapi bisa aku pastikan, aku tidak akan berurusan lebih dalam lagi tentangmu.
Iya, inilah aku.
Aku mungkin individualis yang egois.
Tapi inilah aku.
Saat aku memberi perhatian lebih, aku mengikutsertakan hati didalamnya. Aku akan memberi dan melakukan segalanya demi kebahagiaan.
Mungkin ini yang disebut, "semakin besar rasa sayang, semakin besar peluang sakit hati yang dirasa"
Ya, kecewa ku adalah lampiasan dari besarnya rasa sakit hati yang kurasa.
Aku terlalu sayang, sehingga tidak mungkin aku dapat marah kepada kalian. Sebab itu aku selalu memberi kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya. Namun tidak berlaku untuk kesalahan yang sama.
Saat kalian melakukannya. Kecewaku lah yang kalian dapat.
Tenang, aku tidak akan marah-marah dan menghakimi kalian. Aku hanya akan memberitahu penyebab kecewaku.
Tapi maaf, kalian sudah tidak masuk lagi dalam daftar yang akan kupakai hati untuk berurusan.
Beruntung aku masih ingin berurusan. Mungkin untuk sekedar menjaga silaturahmi.
Maafkan aku.
Aku menyayangi kalian.
Ya, inilah diriku 😃

Tuesday, June 23, 2015

masa kanak-kanak

masa-masa kecil adalah masa-masa paling bahagia. masa dimana kita ga mikirin tentang peliknya kehidupan, ga mau tau tentang kemunafikan orang-orang. karena dimasa itu kita akan berpikir polos, tanpa dosa, tanpa beban, bahkan tanpa kemunafikan.
jaman gua kecil, gua selalu pengen pulang cepet dari sekolah.
pengen maen sama temen-temen deket rumah.
pengen makan bareng sambil ngobrol-ngobrol tentang kejadian disekolah.
pulang kerumah, ganti baju, langsung pergi ke tempat biasa ngumpul.
ga perlu pake handphone, kami udah pasti tau dimana akan kumpul.
ga perlu mall, semua tempat akan kami jadikan lahan bermain.
ga perlu download, kami menciptakan permainan sendiri.
yang pastinya semua dari alam, bermain dengan alam, bersama alam.
tanah lapang, lapangan bola, teras rumah, gardu pos ronda, sungai kecil pun jadi tempat bermain.
Tanah lapang jadi ajang jago kuat, jago hebat, jago pintar bahkan menertawakan.
Bermain karet, main bola, kelereng, gambaran, tazos, bepehan, petak umpat, uber hem, benteng, patok lele, gobak, adalah permainan adu tangkas. Tak jarang pemenang jadi panutan.
Saat hari sabtu, sudah banyak rencana yg kami susun untuk hari minggu. Mulai dari main bersama, makan bersama hingga menonton film bersama.
Saat sudah bosan bermain di tanah lapang, kami bermain nintendo. Super mario bros, sonic, bomber man, olimpiade, tembak burung adalah andalan. Saat bosan, kami menonton film india. Ya, film kuch kuch hota hai juga jadi andalan. Namun bosan hanya sementara, karena kami akan segera menemukan permainan lain.
Kami bermain sepanjang hari. Tak kenal lelah hingga petang menjelang. Bahkan kami tak juga pulang sebelum dipanggil orang tua. Jika sudah terlalu asyik, kami hingga lupa untuk mandi di sore hari. Haha
Setelah adzan maghrib, kami berbondong-bondong untuk pergi ke masjid. Kami mengaji bersama hingga malam tiba.
Saat bulan Ramadhan pun kami tetap bermain namun tidak seperti biasa, karna kami takut terlalu lelah dan batal puasa. Setelah berbuka, kami ke masjid untuk menjalankan shalat tarawih.
Namun jiwa muda kami tidak sebaik itu. Kami terkadang bolos shalat. Kami nongkrong, jajan, befsenda gurau.
Namun makin kesini, kebiasaan kami memudar. Mungkin karna pertambahan usia dan perkembangan zaman. Kita berlomba-lomba menjadi manusia konsumtif. Hingga terlena dan lupa dengan sesama.
Terkadang rasa rindu akan masa kanak-kanak muncul. Rindu bermain, bercanda bersama. Rindu teman maupun rindu tempatnya.
Tapi semua pasti berubah.
Teman-teman telah beranjak dewasa semua. Bahkan ada yang sudah mempunyai anak. Tak ayal untuk bernostalgia pun jadi canggung.
Tanah lapang, lapangan bola, poa ronda pun telah berubah menjadi rumah-rumah mewah.
Permainan kami menjadi lebih modern, semua ada di gadget. Kenangan kami hanya ada di masa nya. Tapi kami bangga pernah ada di sana, di masa kanak-kanak yang takkan terlupa.

penyakit

Masih ingat dengan penyakit yg dulu gw derita?
Ya, sudah hampir 4 tahun rasanya sejak hari operasi dilaksanakan.
4 tahun juga gw ga berhenti minum obat. Obat apapun. Gw udah resistan sama yang namanya obat. Bahkan ketika gw dibius pun ga akan mempan dengan sekali bius.
Pasca operasi juga gw tetep minum obat. Adaaaaaa aja obat yg gw minum.
Setelah cukup lama pasc operasi, gw mulai sakit gigi. Sampe gw cabut gigi dengan harapan gw bisa berhenti minum obat. Lagi-lagi dengan banyak bius.
Setelah cabut gigi, gigi gw masih ada aja yg sakit. Alhasil gw masih minum obat. Obat yg masi sering gw minum adalah kataflam.
Oya, belum lagi sakit kepala yg terakhir didiagnosis adalah vertigo migrain. Alhasil gw jg minum mertigo dan bodrex extra.
Entah sampai kapan gw akan terus minum obat ini. Gw jg udah bosen.
Bener kata kakak gw, gw semakin lemah.
Karna tubuh gw isinya obat semua.
Gw berharap masih bisa panjang umur untuk bahagiain nyokap gw. Gw mau sehat dan bebas obat. Doakan gw ya semoga bisa lepas dari obat.
Btw, gw pernah nyoba 3 hari ga minum obat. Fan kalian tw apa yg terjadi? Gw sempoyongan. Ga ada daya. Persis orang sakau. Ga karuan. Gw takut. Bahkan dada kiri gw sering sakit. Gw ga berani bilang. Gw cm pengen ngerubah pelan-pelan. Semoga berhasil. Aamiin