Kemarin adalah hari
yang banyak dinantikan oleh para ibu runah tangga di seluruh belahan Bandar
Lampung. Tak ayal, para remaja maupun anak-anak tuut pula menantikan hari itu.
Bukan karena ada pembagian uang ataupun kamera yang menyorot kehidupan exit of normal, melainkan hanyalah
sebuah pembukaan salah satu mal terbesar di Lampung. Ya, hanya perdana
diresmikannya pembukaan Mal Lampung yang diberi nama Ramayana.
Dikarenakan hal itu
pula, sepanjang jalan ZA.Pagar Alam terkena dampak macet. Macet karena begitu
banyaknya peminat yang ingin berbelanja di Mal tersebut ataupun sekedar
melihat-lihat keadaan. Layaknya mereka, gue pun ikut berpartisipasi dalam
kerumunan lautan manusia kala itu. Diawali dengan niat ingin melihat-lihat
barang ataupun sekedar mencicipi makanan, kami mengelilingi tiap lantai dan
pelosoknya. Tak ada tempat di mal tersebut yang tidak dikerumuni pengunjung.
Hal tersebut membuat gue tak lagi tertarik untuk menghampiri tempat yang penuh
dengan antrian.
Tak hanya tempat
makanan ataupun sesuatu yang baru, namun para kasir pun sepertinya telah dibuat
sibuk dengan banyaknya barang yang siap untuk diberikan kepada para konsumen.
Baju, celana dan sepatu adalah barang yang dapat banyak kita temui di barang
bawaan para pengunjung. Selain itu tak jarang pula yang hanya membeli sekadar
coklat, buah maupun minuman. Namun ada pula segelintir orang yang tidak membawa
apapun ketika akan pulang. Dan gue adalah salah satu dari kategori ke-3. Hahaha
Disini gue akan
deskripsikan tiap lantai dari Mal Lampung ini. Mal ini terletak di Rajabasa,
tidak jauh dari kampusku tercinta, yaitu UNILA. Tidak seperti mal lainnya, mal
ini mempunyai bagian yang cukup luas diluar untuk sekedar tempat nongkrong para pengunjung. Pertama masuk
kita akan disuguhkan 3 tempat makanan dan dilanjutkan dengan toko aksesoris
wanita, counter handphone, maupun pusat kacamata. Dan dibelakang escalator terdapat
pusat barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan luas yang cukup besar dengan
nama Robinson.
Lanjut ke lantai
2. Di lantai ini terdapat aneka macam
pakaian, mulai dari baju, celana, jaket, dan pakaian lainnya serta tas, baik
untuk laki-laki maupun perempuan. Selain kebutuhan sandang, di lantai ini juga
terdapat Timezone, yaitu arena bermain anak-anak. Untuk dapat bermain, kita
hanya perlu menggunakan koin yang telah dibeli di kasir. Permainan-permainan
dalam Timezone cukup lengkap disertai dengan permainan yang sudah sangat jarang
kita temui, yaitu bom-bom car. Di dekat kasir tedapat permen yang cukup banyak
tersedia tanpa ada tulisan apapun. Dan saat itu pula gue dan faiz langsung
melaju keluar dan pergi karena ternyata kakak gue sudah mengambil permen
tersebut tanpa berkata apapun. Haha *kocak*
Lantai terakhir, yaitu
lantai 3. Untuk lantai ini hanya tersedia aneka jenis sandal dan sepatu lengkap
dengan berbagai macam model dan merk. Selain itu, ada beberapa juga keperluan
olahraga seperti renang, sepak bola, basket dan lainnya.
By
the way, kenapa juga gue jadi promote gini *gelenggeleng*.
Seperti yang udah gue ceritakan, semua tempat di mal ini so crowded *menghela nafas*. Dan yang pasti, kalau kalian setipe
dengan gue pasti kalian akan memilih untuk pulang dan menonton spongebob
dibandingkan berdesakan dengan pengunjung yang beberapa diantaranya adalah
pencopet. Spongebob? Ya, itu salah satu kartun favorit gue yang menurut gue
banyak pelajaran tersembunyi. Contoh kalimat yang gue suka saat Patrick menjadi
raja dan berkata “Hidup memang tidak adil, jadi biasakanlah dirimu”. Keren kan?
*senyum puas*
Kenapa juga kita jadi
membahas film. Bicara soal mal baru, dimana ada keramaian pasti pencopet
merajalela. Meskipun para pencopet tahu bahwa banyak pula dari pengunjung yang
tidak membawa uang tetap saja mereka beroperasi. Itu adalah kebudayaan yang
tidak dapat dipungkiri, teman.
Setelah berkeliling,
kami ke lantai satu hendak pulang. Di lantai satu terdapat boneka upin-ipin dan
spongebob yang sedang ramai dikerumuni para pengunjung. Mereka bersalaman
maupun berpose untuk berfoto bersama. Para pengunjung bergantian berfoto
bersama mereka. Sampai tiba saatnya ada 2 perempuan yang akan berfoto bersama
boneka upin-ipin. Ketika mereka sudah berpose dan siap untuk berfoto, tiba-tiba
saja kakak gue udah ada dibelakang mereka dan tepat ditengah mereka berempat.
Lagi-lagi gue dan faiz melaju pergi sambil tertawa melihat kejadian kocak hari
ini. hahaha
Hidup memang indah jika
kita melihat dengan ‘dua kacamata’. Dibalik keramaiannya ternyata banyak
keindahan hidup yang sayang apaila harus dilewatkan begitu saja J